Thursday, December 11, 2014

Aku Pun Bimbang

Dulunya aku..
Hanya seorang pelayar..
Di laut impian yang pudar..
Kabus..hujungnya ku lihat samar..

Dulunya aku..
Pengemudi bahtera cinta..
Sendiri aku mengembara..
Jauh..meninggalkan pesisir gembira..

Dulunya aku..
Peneroka rindu yang tersisa..
Menanti buihnya bahagia..
Hanyut..lemas ditenggelami airmata..

Kini..aku bimbang..
Memerhati setia bergelombang..
Merenung surut pasangnya sayang..
Aku pun bimbang..akan ombak benci bertandang..

Aku pun bimbang..
Tidak mampu memberi bahagia..
Tapi aku cuba..
Mengukir senyum menutup derita..

Aku pun bimbang..
Tidak mampu menahan kesedihan..
Tapi aku cuba..
Menghentikan air mata tangisan..

Aku pun bimbang..
Tidak mampu menemani selamanya..
Tapi aku cuba..
Menghargai setiap masa bersama..

Aku pun bimbang..
Tidak mampu membimbing segala..
Tapi aku cuba..
Mencari ilmu sebanyak yang ada..

Aku pun bimbang..
Tidak mampu memberi harta..
Tapi aku cuba..
Memerah keringat sepenuh tenaga..

Aku bimbang..
Tapi aku cuba..
Memberikan yang terbaik..
Meski aku bukanlah terbaik..

Aku di bawa arus kebimbangan..
Namun ku yakin di dasarnya ketenangan..

Aku bimbang..
Coretan aku menjadi jiwang..
Tapi aku suka mengarang..
Sape bace lantaklah korang..

-CTM-

Friday, September 7, 2012

Provokasi Kata


Propaganda dunia,
Kontroversi merata,
Revolusi tanpa punca,
Transformasi hampa,
Gegar gempita,
Suara-suara menggila,
Jasad-jasad boneka,
Hamba-hamba bertanya,
Mana dia tuan empunya,
Kuli-kuli menyapa,
Dia,di atas sana,
Di atas jelata,
Mendabik dada,
Kata apa,bila laksana,
Tuli,buta belaka,
Mana akal mana kepala,
Merdeka menjajah,dijajah merdeka,
Dusta,palsu semua,
Bisu,bisulah mereka,
Aku takkan menunduk kepala,
Aku takkan membabi buta,
Aku punya cara,
Aku punya kata,
Aku aku,dia dia.

CTM

Sunday, September 2, 2012

Bangsa Jawi



Bangsa Jawi oh Bangsa Jawi,
Lupakah kamu,
Asalmu, susur galurmu,
Jawi tulisanmu,Jawi adatmu,Jawi bangsamu,
Hilangkah sudah jati dirimu?
Bangsa perkasa hampir binasa,
Bangsa berdaulat hampir hilang martabat,
Siapkan dirimu,
Pegang agamamu,
Pertahan imanmu,
Belum masanya kamu tumbang,
Belum masanya kamu hilang,
Usah,
Usah lupa pepatah lama,
Berani mati tak mati,
Berani hilang tak hilang,
Jangan,
Jangan dilupa kata orang lama,
Daripada hidup bercerminkan bangkai,
Lebih baik mati berkalang tanah.

Di rimbunan manusia yang leka,
Kamu tetap di singgahsana,
Kebenaran yang nyata,
Usah tergesa,usah memaksa,
Akan sampai satu masa,
Kamu akan mengangkat tinggi,
Maruah Bangsa Jawi,
Genggam,genggam erat,
Sehingga bara menjadi api,
Sehingga bangkit umat dunia,
Bangkit bersama,bangkit semua,
Perjuangan baru bermula,
Pasti,
Aral rintangan tidak akan putus-putus mendatang,
Namun,yakinlah,
Kemenangan menanti di penghujungnya.

CTM

Di Mana Merdeka


Suara merdeka,
Ingin sekali aku dengar,
Tapi bukan ini masanya,
Aku merdeka saat saudara-saudaraku merdeka,
Aku bebas saat saudara-saudaraku bebas dijajah,
Saat suara-suara sibuk melaungkan merdeka,
Aku terdengar pekik suara saudara-saudaraku di sana,
Saat malam benderang disinari cahaya,
Malam saudara-saudaraku bertemankan hujahan peluru buta,
Saat berkibar bendera diangkat,
Saudara-saudaraku sibuk mengangkat senjata,
Saat orang-orang kenamaan dijulang,
Mayat saudara-saudaraku berselerak bergelimpangan,
Merdeka?
Ingin sekali aku berteriak,
Namun,
Aku tidak mampu,
Aku kelu,aku kaku,aku malu.

Oh celaka, oh durjana,
Sekadar itukah yang mampu aku katakan?
Aku gila,menggila,ketawa sendiri,
Mencermin diri,
Terkesankah kata-kataku?
Pada hati-hati batu musuh di sana,
Yang menyeksa,menindas dan membunuh saudara-saudaraku?
Tidak,sesekali tidak,
Namun ku yakin,
Masih ramai saudaraku di sini,
Yang sedia membantu,yang sedang menyeru,
Doa,
Hanya itu senjata yang ada,
Hulurkan bersama,
Semoga sampai kepada mereka,
Pertolongan dari seluruh dunia.

Itu di sana,
Di sini apa ceritanya?

Negara merdeka,
Bebas merdeka,
Bebas melakukan apa saja,
Bebas melakukan apa disuka,
Oh tidak,
Aku lupa,
Hanya yang berharta bebas,
Yang miskin tertindas,
Yang berpangkat diangkat,
Yang batil dinobat,
Yang hak dihambat,
Yang beragama?
Hanya surau dan masjid tempatnya,
Tempat untuk memerdekakan hati dan rohani,
Dari jajahan nafsu,
Dari belenggu iblis,
Tapi masih tidak merdeka,
Dari hasad dengki, busuk hati manusia,
Yang menyekat kebebasan,
Aku tersekat, aku terikat,
Di telan mati emak, diluah mati bapak,
Dunia oh dunia,
Manakah tempat selamat?

Wahai syuhada,
Bergembiralah di sisi Tuhanmu,
Akhirnya dirimu telah merdeka,
Merdeka yang sebenar-benarnya.

CTM

Saturday, September 1, 2012

Hilang


Satu masa dulu,
Saat manusia sibuk bertanya,
Tentang rasa dan percaya,
Tentang cinta dan rindu,
Engkau mengajarku tentang agama,
Tentang amanah seorang khalifah,
Tentang segala-galanya,
Tanpa penat dan jemu,
Tanpa pernah berputus asa,
Meskipun aku seorang yang hina,
Tidak memiliki apa-apa.

Kini,
Telah hilang,
Permata yang bernilai,
Permata hati,
Terima kasih atas segala pengorbanan,
Aku tidak mampu untuk membalasnya,
Hanya kejayaan yang mampu ku beri,
Sebagai hadiah kecil untukmu,
Terima kasih teman,
Terima kasih,
Hanya engkau,
Yang mampu merapuhkan egoku..

CTM